Semangat Menjalin Dakwah Masjid At Taqwa Sumoyono Cukir

Jombang | cukir
Minggu 16 maret 2025~
Alhamdulillah rahmat dan Nikmat masih di berikan kepada kita semuanya sehingga kita bisa menikmati tetesan ilmu, Yang insya allah akan sangat bermanfaat untuk kita Jajaran takmir semuanya, Umumnya seluruh Jamaah lapisan Masyarakat Masjid dan Dusun Sumoyono.

20250316_222612_copy_888x888-300x300 Semangat Menjalin Dakwah Masjid At Taqwa Sumoyono Cukir
Tampak suasana seperti biasanya dan buah tangan qori’

Mengawali kajian sore hari ini, Ramadhan H.16 di Masjid At-Taqwa Sumoyono, narasumber menyampaikan tentang taubat.

“*Kisah Lelaki Pembunuh 100 Orang yang Jadi Ahli Surga*”
Manusia tak luput dari kesalahan dan dosa, namun Allah SWT Maha Pengampun bagi hamba-Nya yang bertaubat. Seperti kisah lelaki yang telah membunuh 100 orang lalu ia memilih untuk bertobat.
Mengutip buku Berbuat Dosa tapi Masuk Surga oleh Muhammad Akrom dikisahkan dari Rasulullah SAW melalui hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Abu Sa’id Al Khudri.
Diceritakan, pada zaman dahulu ada seorang laki-laki yang telah membunuh 99 orang. Kemudian ia ingin bertobat dan ia mencari penduduk bumi yang paling alim.
Singkat cerita, kemudian ia ditunjukkan kepada salah seorang Rahib dari kalangan bani Israil. Ia pun langsung mendatanginya.

Kepada Rahib, ia mengatakan bahwa telah membunuh 99 orang. Lalu ia bertanya, “Apakah tobat saya itu akan diterima?”

Lantas Rahib menjawab: “Tidak.” Maka langsung dibunuh Rahib itu sehingga genap yang dibunuhnya 100 orang.

Kemudian lelaki itu kembali mencari penduduk bumi yang paling alim, lalu ia ditunjukkan kepada seorang alim (ulama).

Kepada orang alim tersebut, ia berkata bahwa telah membunuh 100 orang. Lalu, ia bertanya, “Apakah tobat saya itu akan diterima?” Orang alim itu menjawab: “Ya, dan apa yang menghalangi antara dirinya dan tobat.”

Alim ulama itu lalu menyuruhnya pergi ke suatu daerah yang terdapat banyak orang yang beribadah kepada Allah SWT. Ia memerintahkan untuk beribadah bersama orang-orang itu dan melarangnya kembali ke daerah itu karena adalah lingkungan yang buruk.

Maka berangkatlah ia ke daerah itu untuk beribadah. Tiba-tiba di tengah perjalanan ia mati !
Maka bertengkarlah Malaikat Rahmat dengan Malaikat Adzab untuk memperebutkan siapakah yang lebih berhak mengatasi nasib orang ini.

Malaikat Rahmat berkata, “Dia telah datang kepada kami, untuk menghadap kepada Allah Yang Maha Tinggi.” Lalu Malaikat Adzab berkata, “Dia tidak pernah berbuat kebaikan sama sekali.”

Akhirnya datanglah malaikat yang berwujud manusia menemui kedua malaikat itu. Lantas kedua malaikat itu mengangkatnya sebagai hakim, kemudian malaikat yang terakhir ini berkata, “Sekarang ukurlah antara jarak yang sudah tempuh dengan jarak yang akan dituju, mana di antara dua daerah itu yang lebih dekat?” lalu diukur dan nyata lebih dekat pada kota yang dituju, lalu diambil oleh Malaikat Rahmat.

Dalam hadits lain diterangkan, ketika kedua malaikat itu sedang mengukur jarak, Allah memerintahkan kepada bumi yang berada di antara tempat itu dengan tempat yang dituju menjadi lebih dekat, bedanya hanya satu jengkal. (HR Bukhari dan Muslim masing-masing dalam Shahih-nya).

Ngaji sore seperti biasanya:
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 3 Maqolah 24.

(وَ) الْمَقَالَةُ الرَّابِعَةُ وَالْعِشْرُونَ (عَنِ النَّبِيِّ ﷺ: مَنْ خَرَجَ مِنْ ذُلِّ الْمَعْصِيَةِ إِلَى عِزِّ الطَّاعَةِ) وَهَذَا مِنْ إضَافَةِ الصِّفَةِ لِلْمَوْصُوفِ أَيْ مَنْ تَرَكَ الْمَعْصِيَةَ الَّتِي تُصَيِّرُهُ ذَلِيلًا وَعَمِلَ الطَّاعَةَ الَّتِي تُصَيِّرُهُ عَزِيزًا أَعْطَاهُ اللَّهُ تَعَالَى ثَلَاثَ صِفَاتٍ مَحْمُودَةٍ (أَغْنَاهُ اللَّهُ تَعَالَى مِنْ غَيْرِ مَالٍ) يُنْفِقُهُ بَلْ بِسُكُونِ قَلْبِهِ (وَأَيَّدَهُ) أَيْ قَوَّاهُ (مِنْ غَيْرِ جُنْدٍ) أَيْ عَسَاكِرَ يُعِينُونَهُ بَلْ بِقُوَّةِ اللَّهِ تَعَالَى (وَأَعَزَّهُ) أَيْ غَلَبَهُ عَلَى عَدُوِّهِ (مِنْ غَيْرِ عَشِيرَةٍ) أَيْ جَمَاعَةٍ يُعَاشِرُونَهُ بَلْ بِنَصْرِ اللَّهِ تَعَالَى.

Maqolah yang ke dua puluh empat (Dari Nabi ﷺ: Barang siapa yang keluar dari kemaksiatan yang hina menuju ketaatan yang mulia) Lafadz ini dari sebagian idhopatnya sifat kepada yang disifti. Maksudnya barang siapa meninggalkan kemaksiatan yang menjadikan ia hina dan ia melakukan keta’atan yang menjadikan ia mulia maka pasti Allah akan memberikan kepadanya tiga sifat yang terpuji (Akan menjadikan kaya kepadanya Allah Ta’ala tanpa harta) Yang ia membelanjakannya tetapi dengan ketenangan hatinya (Dan Allah akan memberikan ia kekuatan) Maksudnya meberikan ia kekuatan (Tanpa pasukan) Maksudnya tanpa tentara yang membantunya tetapi dengan kekuatan Allah Ta’ala (Dan Allah akan memuliakannya) Maksudnya Allah akan memberikan ia kemenangan atas musuhnya (Tanpa kelompok) Maksudnya kelompok yang bergabung dengannya tetapi dengan pertolongan Allah Ta’ala.
Wallahu A’lam Bisshawab.

Semoga sedikit bermanfaat untuk kita semuanya, khususnya seluruh jamaah yang menyempatkan waktu sembari menunggu Buka puasa secara berjamaah.

Tentunya Seperti biasanya, Mudah-mudahan Seluruh Panitia Jajaran Takmir Selalu di berikan Kesehatan,Kekuatan serta ke ihklasan, Umumnya buat jamaah yang hadir maupun menyimak melalui Media masjid dan media umum,
Aamiin.

Hormat Kami
Jajaran Takmir :
>Ketua Takmir Masjid attaqwa
– Bpk.khoirul Abidin
>Tim dapur masjid attaqwa
>Tim panitia masjid attaqwa

Team media masjid :
Penulis > pak arif
Lapangan >
>mamat
>karim
>bagus

Editor image > Sam Lovi
Pambantu media >
Sam Lovi

Share this content:

Post Comment