*Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Untuk Memanfaatkan Lahan Tidur sebagai Tanaman Pangan*.

Jombang | tarnabhakunews.com
11 Februari 2025
Di tengah meningkatnya ketergantungan pada impor bahan pangan dan lonjakan harga kebutuhan pokok, fenomena “lahan tidur” di pekarangan warga semakin menjadi sorotan. Banyak rumah tangga di perkotaan dan perdesaan yang memiliki pekarangan luas, namun tidak dimanfaatkan dengan optimal. Lahan-lahan ini seringkali terbengkalai tanpa ada aktivitas yang menghasilkan, padahal potensinya sangat besar untuk mendukung ketahanan pangan keluarga.

Fenomena Lahan Tidur : Lahan tidur adalah lahan yang tidak dimanfaatkan secara produktif, baik itu pekarangan rumah atau lahan kosong lainnya. Dalam banyak kasus, pemilik lahan tersebut tidak menyadari potensi yang ada di depan mata. Dengan sedikit kreativitas dan pengetahuan, pekarangan yang selama ini terabaikan dapat diubah menjadi kebun yang produktif dengan berbagai tanaman pangan. Sayangnya, kesadaran untuk mengubah lahan tidur menjadi kebun pangan seringkali masih rendah di kalangan masyarakat.

Mendorong Kesadaran akan Pentingnya Tanaman Pangan Lokal : Tanaman pangan lokal, seperti sayuran, buah-buahan, dan rempah-rempah, dapat tumbuh dengan baik di pekarangan rumah. Selain itu, bercocok tanam di pekarangan dapat menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan bahan pangan yang terpusat dan rentan terhadap gejolak pasar. Tanaman seperti cabai, tomat, kangkung, dan terong, misalnya, tidak memerlukan lahan luas untuk tumbuh.

Bahkan, dengan memanfaatkan media tanam yang sederhana seperti pot atau polybag, hasil panen yang melimpah bisa diperoleh. Selain itu, bercocok tanam di pekarangan juga dapat menjadi sarana untuk mengedukasi keluarga, terutama anak-anak, tentang pentingnya konsumsi makanan sehat dan keberagaman pangan. Hal ini dapat membantu menciptakan kesadaran akan pentingnya keberagaman gizi yang berasal dari hasil pertanian lokal.

Peluang dan Tantangan :
Meskipun potensi besar dari pemanfaatan lahan tidur untuk tanaman pangan, tantangan tetap ada. Salah satu kendala terbesar adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam bercocok tanam. Tidak semua orang memiliki pengalaman atau informasi tentang cara merawat tanaman dengan baik, sehingga edukasi mengenai pertanian rumah tangga sangat diperlukan. Di sinilah peran pemerintah, organisasi masyarakat, dan lembaga pendidikan menjadi sangat penting.

Program pelatihan, penyuluhan, dan pembentukan kelompok tani atau komunitas pertanian perkotaan dapat membantu warga mengatasi kendala-kendala tersebut. Selain itu, akses terhadap benih, pupuk, dan alat pertanian yang terjangkau dan mudah didapatkan juga sangat penting untuk memotivasi masyarakat.

Kesimpulan ; Lahan tidur yang ada di pekarangan rumah memiliki potensi besar untuk mendukung ketahanan pangan keluarga. Dengan meningkatnya kesadaran dan pengetahuan, masyarakat dapat memanfaatkan lahan-lahan tersebut untuk menanam berbagai komoditas pangan lokal yang bermanfaat.

Upaya ini tidak hanya akan mengurangi ketergantungan pada pasar, tetapi juga meningkatkan keberagaman konsumsi pangan sehat bagi keluarga. Sudah saatnya kita menyadari bahwa solusi terhadap ketahanan pangan bisa dimulai dari pekarangan rumah kita sendiri.

(Pw/Muji)

Edt : SL

Share this content:

Post Comment